Perjalanan Pengelolaan Server Di Pabrik

Posted on

Aku akan berbagi sedikit pengalaman kerja saya dalam hal pengelolaan server di pabrik. Saat bergabung dengan perusahaan, senior saya mengundurkan diri, Anda bisa bayangkan, baru saja bergabung dan harus mengelola sistem pabrik. Jika ada masalah, tanggung jawab akan berada pada tanganmu.

Waktu itu, aku hampir ingin mengundurkan diri dan kembali bekerja sebagai animator di perusahaan lamaku dengan gaya kerja yang bebas dan nyaman. Namun, pada saat itu atasan saya bersedia menaikkan gaji saya dan menambah beberapa staf baru untuk bekerja sebagai bawahanku, karena ia juga menyadari dan melihat betapa kewalahan yang aku alami dalam bekerja.

Setelah memiliki bawahan, aku bisa fokus pada mempelajari sistem yang ada dan memberikan peningkatan pada perusahaan. Sehingga, dalam tahun-tahun berikutnya aku dapat banyak berkontribusi pada inovasi, cara kerja, dan sistem yang lebih baik.

Baca Juga : Perjuangan Guru Honorer di Sekolah Swasta

Dulu, atasan saya pernah berkata bahwa aku masih muda dan kreatif, dan jika aku bisa membuat pekerjaanku berjalan secara otomatis, maka lakukanlah demikian. Ini akan membantumu mengurangi pekerjaan satu per satu dan biaya akan diajukan oleh atasan ke management. Dari situ, aku terdorong untuk memperbaiki beberapa pekerjaan yang masih dilakukan secara manual.

  • Dulu update patch di tempat saya masih manual, kita download patch dan instal satu per satu di PC, ini sangat merepotkan. Kemudian saya instal server WSUS untuk bisa mengupdate patch secara otomatis.
  • Saya bangun active directory server untuk memudahkan management akses user dan sekalian memudahkan dalam penerapan policy di setiap client PC.
  • Dulu antivirus masih menggunakan stand alone sehingga sulit untuk mendeteksi jika ada serangan virus. Kemudian saya ganti dengan antivirus berbasis client management, jadi antivirus yang bisa. dimanage melalui sebuah central management.
  • Tidak ada monitoring pada semua system. Dulu setiap bulan saya harus melakuka maintenance server, mengecrk capacity management pada setiap server dan membuat laporan. Saat ini saya menggunakan PRTG untuk semua system monitoring, dari mulai Ram pada setiap server, cpu load, hardisk, kapasitas disk, network, temperatur ruang server, kualitas listrik dll.
  •  membangun cluster server. dulu ketika saya datang, semua server masih menggunakan dedicated server, dimana jika terjadi server failure, waktu yang dibutuhkan untuk recovery sangat lama. akhirnya saya ajukan untuk membangun cluster server dengan zero downtime dan saya juga membangun DR server di lokasi lain.
  • Mungkin itu saja yang dapat saya sharing, hal ini tidak mungkin bisa dicapai tanpa kerja sama yang baik antara bawahan dengan atasan. Saya ketika mengajukan sesuatu akan mempelajari dengan sangat matang, mengumpulkan data pendukung dan kemudian membuat proposal pada atasan mengenai benefit yang di dapat, cost dan lain-lain.

Baca Juga : Bekerja Secara Independen Tanpa Terikat Dengan Lembaga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *