saya mahasiswa jurusan pertanian yang sedang mengambil mata kuliah magang. Namun, memilih perusahaan tempat magang bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti minat, bidang studi, dan lokasi.
Namun, jika kita ingin mencari tantangan dan pengalaman yang berbeda, maka perusahaan startup bisa menjadi pilihan yang tepat. Perusahaan startup memiliki lingkungan kerja yang dinamis dan memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang secara signifikan. Dan pilihan saya akhirnya magang di startup di bidang peer to peer lending pertanian.
Sebagai orang yang mengajukan permohonan magang untuk pertama kali, saya jujur saja belum mengetahui adanya rekan jurusan yang pernah mengambil magang di bidang startup. Sehingga, saya harus membuat proposal sendiri dengan mengacu pada proposal magang di bank meskipun banyak perubahannya. Terkadang, judul proposal saya juga perlu direvisi beberapa kali karena para pembaca merasa judul tersebut belum menjelaskan secara spesifik mengenai tugas yang akan dilakukan.
Sebagai bagian dari proses mencari magang, saya memulai dengan mengumpulkan beberapa referensi perusahaan startup yang akan dituju. Saya menghubungi masing-masing perusahaan melalui email, tetapi menunggu balasan yang cukup lama. Karena itu, saya juga mencoba menghubungi mereka melalui telepon, namun masih belum ada kejelasan. Akhirnya, hanya ada satu perusahaan dari empat yang membalas dan bersedia menerima saya magang dan mereka meminta saya untuk mengisi form.
Baca Juga : Cukup Menyenangkan Magang Di Radio
Saya terkejut saat melihat isian form untuk permohonan magang. Terdapat pilihan posisi seperti UI/UX Designer, Android Developer, dan lain-lain yang sangat spesifik dan ahli di bidangnya. Padahal, saya sebenarnya mengajukan diri sebagai seorang anak pertanian. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk memilih posisi sebagai Copywriter dan Digital Strategist yang cukup familiar bagi saya. Namun, form tersebut juga meminta saya untuk mengirimkan link portofolio. Karena hal tersebut, saya memutuskan untuk menunggu dan membuat portofolio terlebih dahulu sebelum mengirimkan form yang sudah diisi.
Sebelum mengirim form permohonan magang, saya membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan untuk memenuhi persyaratan portofolio. Setelah beranikan diri untuk mendaftar, saya masih harus menunggu konfirmasi dari perusahaan. Proses ini cukup lama dan memakan waktu sekitar 2 pekan. Sama seperti proses rekrutmen pegawai, saya dijadwalkan untuk wawancara online. Wawancara tersebut tidak terlalu sulit karena hanya menanyakan tentang aktivitas keseharian dan pengalaman saya dalam bidang yang dipilih. Setelah wawancara selesai, saya harus menunggu keputusan perusahaan.
Satu pekan kemudian saya menerima panggilan dan diberi tawaran untuk magang sebagai Digital Strategist selama 3 bulan. Meskipun demikian, saya meminta untuk mempersingkat waktu magang menjadi 1,5 bulan. Proposal yang saya ajukan tidak terlalu diperlukan, namun masih diminta untuk dilampirkan. Ini berarti bahwa saya akan bekerja dan belajar sekaligus, dan jika ada hal yang perlu untuk memenuhi proposal, saya hanya perlu bertanya
Pada hari pertama bekerja, saya menerima tugas dan terus belajar sambil bertanya-tanya tentang apa yang diperlukan untuk laporan akhir. Walau bekerja di kantor, karena dinamisnya lingkungan kerja di startup, saya juga diajak untuk mengunjungi beberapa lender untuk memperluas wawasan. Selain itu, karena saya memiliki kemampuan menyetir, saya juga beberapa kali diberikan kesempatan untuk menyetir saat bepergian bersama tim.
Semoga pengalaman magang yang singkat ini, bisa bermanfaat untuk kalian semua.
Baca Juga : Pengalaman Menjalani Magang di Puskesmas