Cerita Pengalaman Ketika Kerja Di Belanda

Posted on

Ada pengalaman menarik dan kurang menyenangkan juga selama saya bekerja di luar negeri tepatnya perusahaan di Belanda, baik itu perusahaan kecil dan besar.

Di Belanda, budaya kerja lebih informal dan hirarki organisasi lebih rata, sehingga suasana kerja lebih santai. Namun, kadang-kadang bisa terlalu santai, sehingga beberapa kolega sering melakukan pembicaraan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Namun, yang terpenting adalah pekerjaan selesai, dan budaya kerja di Belanda juga tidak terlalu kompetitif seperti di Asia.

Untuk pekerja full-time, waktu kerja berkisar 40 jam per minggu, serta perusahaan menyediakan 25 hari cuti biasa (atau lebih untuk posisi tinggi). Jika merasa jenuh, ambil cuti 1-2 minggu untuk berlibur ke negara Eropa lain, atau 3 minggu untuk pulang ke Indonesia.

Jika Anda merasa tidak enak badan atau sakit di Belanda, Anda tidak perlu membawa surat dokter untuk meminta ijin tidak masuk kerja, karena meminta surat keterangan sakit atau bukti status medis di Belanda adalah illegal. Meskipun ini sedikit menyedihkan, masih ada kemungkinan ada orang yang pura-pura sakit.

Kerja di Belanda gajinya memang lebih besar dibandingkan di Indonesia, meskipun biaya hidup juga lebih tinggi. Namun, jika Anda bijak dalam mengatur keuangan, Anda masih bisa menabung banyak uang dan bersenang-senang.

Saya juga melihat bahwa orang-orang di Belanda lebih sering berjalan-jalan dengan teman-teman mereka diluar jam kerja dibandingkan di Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor keterikatan dengan keluarga atau kelelahan setelah bekerja di Indonesia. Sementara itu, para ekspat atau mahasiswa di Belanda jarang bertemu dengan keluarga mereka, sehingga mereka memiliki keinginan yang sama untuk berjalan-jalan dan mengatasi bosan.

Di Belanda, teman-teman sering datang dan pergi. Banyak dari teman saya bukan merupakan warga setempat dan bukan orang yang berencana untuk tinggal secara permanen, seperti mahasiswa dan ekspat. Suatu saat, mereka akan meninggalkan Belanda dan kita akan berkenalan dengan orang-orang baru, yang juga akan pergi pada suatu saat. Ini merupakan siklus yang dialami oleh banyak ekspat, termasuk ekspat dari negara-negara Eropa lainnya.

Kita tidak bisa menyalahkan warga setempat, karena mereka sudah memiliki keluarga dan teman-teman lama. Banyak ekspat juga datang dan pergi, jadi mereka mungkin tidak tertarik untuk menjalin hubungan yang akan terputus suatu saat. Namun, dari pengalaman saya, beberapa rekan kerja dapat menjadi teman untuk beraktivitas diluar jam kerja jika kita cocok dan masih bekerja di tempat yang sama.

Untuk status orang yang tinggal di belanda tergantung pada sponsor tempat kerja. Jika mereka dipecat atau kontrak mereka tidak diperpanjang, mereka hanya memiliki waktu 3 bulan untuk menemukan sponsor baru, jika tidak mereka harus pulang. Mencari tempat tinggal yang nyaman dengan harga dan lokasi yang tepat di kota-kota besar Belanda seringkali lebih sulit dibandingkan mencari pekerjaan.

Baca Juga : Pengalaman Seorang Pekerja Pabrik Di Korea

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *